http://amrulmuarifin//motivasiusaha28.co.id
Chairul Tanjung.
Nama ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga anda. Ya, beliau
adalah salah satu pengusaha sukses kebanggaan Indonesia. Beberapa
perusahaan besar dan terkenal yang beliau miliki saat ini diantaranya
Bank Mega, Detikcom, TRANS TV, TRANS7, TRANS STUDIO (Bandung dan
Makassar), BSM ( Bandung Super Mall), Carrefour, dan masih banyak lagi
perusahaan-perusahaan lain yang berada di bawah pimpinannya.
Disini, saya tidak akan membahas terlalu detil tentang perusahaannya.
Saya hanya ingin berbagi tentang perjalanan "Si Anak Singkong" ini
membangun kerajaan bisnisnya, dari nol, bukan warisan atau mengembangkan
bisnis keluarga, tapi benar-benar dari nol.
Chairul Tanjung lahir di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1962. Sebenarnya,
Chairul Tanjung lahir di keluarga yang cukup berada. Ayahnya, A.G.
Tanjung adalah seorang wartawan surat kabar. Pada saat Orde Baru
terbentuk, sang ayah terpaksa harus menutup perusahaan pers nya karena
tulisannya banyak berseberangan dengan penguasa politik saat itu. Hal
ini membuat orang tuanya terpaksa menjual rumah dan pindah ke sebuah
kamar losmen yang sempit.
Kedua orang tua beliau sangat tegas dalam mendidik anak, menurut mereka,
untuk keluar dari jurang kemiskinan, pendidikan adalah langkah yang
harus ditempuh.
Setelah lulus dari SMA Boedi Oetomo pada tahun 1981, Chairul Tanjung
melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Indonesia. Selama kuliah, Chairul Tanjung dikenal sebagai mahasiswa
teladan. Hal ini terbukti dengan diperolehnya penghargaan sebagai
mahasiswa teladan tingkat nasional pada tahun 1984-1985.
Tingginya biaya kuliah, membuat jiwa bisnis Chairul Tanjung muncul saat
itu. Untuk membiayai kuliahnya, beliau pernah membuka usaha foto kopi di
kampusnya. Beliau juga pernah berjualan kaos dan buku kuliah stensilan.
Setelah lulus, beliau sempat mencoba membuka usaha, yaitu toko perlatan
medis dan laboratorium. Tapi sayang, bisnisnya ini mengalami
kebangkrutan. Selain itu, beliau juga membuka usaha di bidang kontrkator
dan telah mengerjakan berbagai proyek industri terutama barang yang
berbahan dasar rotan. Kemudian beliau membangun sebuah perusahaan, yaitu
perusahaan PT. Pariarti Shindutama bersama beberapa orang temannya pada
tahun 1987 dengan modal awal Rp.150 juta yang beliau peroleh dari Bank
Exim. Pada awalnya, bisnis ini terbilang lancar. Bahkan mampu menangani
beberapa jenis ekspor, termasuk sepatu. Saat itu, bisnis mereka
mengalami kemajuan. Tapi beliau memiliki jalan pikiran yang berbeda
dengan rekan bisnisnya. Sehingga beliau keluar dan mendirikan usahanya
sendiri.
Setelah keluar dari PT. Pariarti Shindutama tadi, beliau membidik tiga
bisnis inti, yaitu keuangan, properti, dan multi media. Lalu berdirilah
Para Group. Perusahaan konglomerasi ini memiliki Para Inti Holindo
sebagai Father Holding Company yag membawahi beberapa sub holding, yakni
Para Inti Propertindo (properti), Para Global Investindo (bisnis
keuangan), dan bidang media dan investasi.
Dalam bidang properti, Para group memiliki Bandung Super Mall yang
menghabiskan dana hingga 99 milyar. Dalam bidang investasi, Para Group,
melalui perusahaannya, Trans Corp, membeli 40% saham Carrefour, MoU
pembelian saham ini ditandatangani di Perancis, pada tanggal 12 Maret
2010.
Pada tahun 2010 itu, Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di
dunia, dan Forbes memasukkan Chairul Tanjung sebagai salah satu orang
terkaya di dunia, asal Indonesia.
Pada tahun 2011, Forbes kembali memasukkan namanya di peringkat 11 orang
terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan sebesar 2,1 Milyar dolar AS.
Saat ini, Chairul Tanjung berada di posisi 5 besar daftar orang terkaya di Indonesia.
Chairul Tanjung meresmikan perubahan nama Para Group menjadi CT Corp Pada 1 Desember 2011.
CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding, yaitu Mega Corp, Trans
Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan financial, media,
hiburan, gaya hidup dan sumber daya alam.
Menurut Chairul Tanjung, modal memang penting dalam sebuah bisnis.
Namun, kemauan dan kerja keras adalah hal lain yang wajib dimiliki oleh
seorang pengusaha. Lalu yang terpenting dalam sebuah bisnis menurut
beliau adalah mengembangkan jaringan atau networking seluas-luasnya.
Mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya, baginya, membangun
kepercayaan pasar, sama pentingnya dengan membangun integritas. Tidak
hanya berteman dengan perusahaan-perusahaan besar bahkan beliau
menggambarkan hubungan baik dengan pengantar surat sekalipun adalah hal
yang penting. Jika perusahaan sepi order, maka relasi seperti ini bisa
dimanfaatkan untuk membuka order lagi.
Bagi generasi muda yang akan terjun ke dunia bisnis, Si anak singkong
ini berpesan agar generasi muda mau bersabar dan menapaki tangga bisnis
satu per satu. Karena membangun bisnis itu tidak seperti membalikkan
telapak tangan. Jangan sampai terpancing untuk menggunakan jalan pintas
(instant), karena dalam usaha, kesabaran adalah kata kuncinya. Memang
sangat manusiawi jika kita dalam berusaha ingin segera mendapatkan
hasilnya. Namun tidak semua hasil bisa diterima langsung.
Menurut beliau, anda tidak perlu malu untuk melakukan
usaha dengan modal kecil walaupun untungnya kecil. Karena beliaupun mendapatkan keuntungan pertamanya hanya sebesar Rp.150;.
Demikian sekilas kisah sukses Chairul Tanjung "Si Anak Singkong". Mohon
maaf jika anda kurang puas dengan kisah sukses Chairul Tanjung "Si Anak
Singkong" ini, karena keterbatasan waktu dan tempat untu menuangkan
lebih detial tentang penginspirasi para pengusaha yang satu ini.
Untuk memuaskan keingintahuan anda tentang kisah sukses Chairul Tanjung
"Si Anak Singkong" ini, anda bisa membacanya di buku beliau yang
berjudul "Si Anak Singkong dengan tebal 360 halaman. Buku ini ditulis
oleh wartawan kompas, Tjahja Gunawan Adiredja.